
DailyIndonesia.id, KUDUS – Sepanjang Januari hingga November 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat ada 189 bencana terjadi di Kudus.
Di antaranya, angin kencang, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, kekeringan, hingga yang berpotensi mengakibatkan kerugian terbesar adalah banjir.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Kudus, Mundir mengatakan dalam sebelas bulan ini bencana yang paling besar adalah banjir.
Sebab pihaknya sampai menangani pengungsi tak hanya dari Kudus, tapi juga dari Kabupaten Demak.
“Tapi kami menangani pengungsi dua kali, di Februari kisaran 2 pekan dari warga Kabupaten Demak. Lalu bulan Maret menangani pengungsi dari Kudus dan Demak. Jadi paling besar (potensi kerugian) ya banjir,” bebernya, dilansir dari Betanews.id.
Berdasarkan data hingga November 2024 yang dihimpun Betanews.id, sejumlah bencana itu meliputi, 30 kejadian banjir, tanah longsor ada 10 peristiwa.
Kemudian cuaca ektrim ada 60 titik, karhutla ada 48 titik, dan kekeringan 41 titik.
Dengan sejumlah kejadian bencana selama ini, mengakibatkan 123 rumah rusak. Rinciannya satu rumah mengalami kerusakan berat, enam rumah kerusakan sedang, serta 119 rumah dengan kerusakan ringan.
Tak hanya rumah warga, bencana itu juga mengakibatkan sejumlah fasilitas lain dalam kondisi rusak. Seperti rusaknya fasilitas pendidikan di 97 titik, fasilitas peribadatan di 186 titik, dan tujuh fasilitas kesehatan.
Kemudian dampak bencana juga mengakibatkan ribuan orang menderita dan mengungsi, bahkan ada satu orang yang meninggal dunia.
Jumlah warga terdampak setidaknya ada 3.535 orang, dengan luka-luka akibat bencana ada sebanyak 11 orang.
Dalam data tersebut, sembilan wilayah di Kabupaten Kudus, mengalami kebencanaan.
Di mana taksiran kerugian dalam bencana mencapai Rp38,8 miliar. Dari data tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai ada sebanyak 402 bencana.