
DailyIndonesia.id, JEPARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara menyebut telah melakukan pemetaan zona rawan banjir. Termasuk Kecamatan Welahan, Mayong, Nalumsari, dan Kalinyamatan.
Dilansir dari TribunJateng, Senin (9/12/2024), Kepala Pelaksana BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto menyebutkan sebelas kecamatan masuk dalam daftar zona rawan banjir.
Ia menjelaskan bahwa penanggulangan bencana kini dibagi dalam enam klaster kerja. Sesuai SK Kepala BNPB Nomor 308 Tahun 2024.
Meliputi klaster pencarian dan pertolongan, klaster pengungsian dan perlindungan, klaster logistik, klaster kesehatan, klaster pendidikan, dan klaster pemulihan.
Pembagian klaster ini, menurutnya, bertujuan untuk memastikan setiap pihak tahu tugasnya masing-masing agar penanganan bencana lebih efisien dan terorganisir.
“Nanti pada kejadian kita sudah tahu siapa berbuat apa. Jadi tidak tumpang tindih dalam penanggulangan bencananya,” jelasnya.
Arwin menuturkan, puncak curah hujan di Jepara terjadi pada Februari 2025.
“Desember ini sifat curah hujannya tinggi, Januari 2025 nanti sangat tinggi, Februari 2025 tinggi sekali. Maret 2025 mulai menurun, dan selesai April,” imbuhnya.
Adapun 11 kecamatan yang rawan banjir meliputi Kecamatan Welahan, Mayong, Nalumsari, Kalinyamatan, Kedung, dan Pecangaan.
Kemudian Kecamatan Tahunan, Kecamatan Jepara, Bangsri, Mlonggo, dan Donorojo juga teridentifikasi sebagai wilayah rawan banjir.
Selain itu, potensi tanah longsor tercatat di Kecamatan Keling, Kembang, Batealit, dan Mayong
Sementara angin kencang atau puting beliung berpotensi melanda daerah terbuka, meliputi Kecamatan Tahunan, Mlonggo, Bangsri, Pecangaan, Kalinyamatan, dan Kedung.
Di wilayah pesisir, abrasi pantai dan banjir rob menjadi ancaman tambahan.
Fenomena petir juga diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Jepara.
Sumber: TribunJateng