DailyIndonesia.id, JEPARA – Sekretaris Dasrah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mewanti-wanti para orang tua agar sadar tentang kebutuhan gizi anak agar tidak sampai stunting.

Pasalnya, keberadaan anak stunting tidak selalu berbanding lurus dengan kondisi perekonomian orang tua. Nyatanya, ada anak yang terlahir dari keluarga mampu, tetapi tetap mengalami stunting.

Hal tersebut Edy katakan saat memberi materi dalam acara Rakor TPPS dan Diseminasi Audit Kasus Stunting yang berlangsung di Hotel D Season Jepara, Senin (9/12/2024).

“Suatu ketika saya membagikan PMT (pemberian makanan tambahan -red) kepada orang tua baduta stunting. Ibunya datang mengendarai (sepeda motor N Max) dan bukan orang tidak mampu. Tapi nyatanya anaknya stunting,” demikian Edy yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara.

Karena itulah dia minta stakeholder di daerah bersama-sama membangun kesadaran pentingnya asupan gizi. Baik bagi remaja putri, ibu hamil, maupun orang tua baduta.

“Jangan karena anak sukanya itu-itu saja, lalu dituruti terus hanya agar tidak menangis. Audit terbaik kasus stunting itu, ya, bersama-sama turun ke lapangan, temukan, lalu diatasi bersama-sama.,” kata dia.

Ia menyampaikan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Jepara berada pada angka 18.2 persen.

Lalu malah naik ke angka 18,9 persen berdasar Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Muh. Ali mengatakan, dalam pelaksanaan intervensi serentak tahun ini, terdapat 83.148 balita yang ditimbang dan di-entry datanya.

Dari Jumlah itu, terdapat 2.928 atau 3,52 persen balita stunting.

Dari hasil intervensi, per Oktober 2024 prevalensi stunting di Jepara turun menjadi 3,28 persen 2.731 balita per Oktober 2024.

 

Sumber: Kabar Jepara

Bagikan: