DailyIndonesia.id – Selama lima tahun belakangan, Provinsi Jawa Tengah mencatatkan tren penurunan angka pengangguran terbuka.

Melansir dari ANTARA, Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih pada Selasa (6/11), mengatakan tingkat pengangguran tertinggi terjadi pada 2020 yang mencapai 6,48 persen. Peristiwa ini terjadi pada masa pandemi COVID-19.

Setelah itu, angka pengangguran terus mengalami tren penurunan pada tahun-tahun berikutnya.

Yakni menjadi 5,95 persen pada 2021, 5,57 persen pada 2022, dan 5,13 persen pada 2023.

“Angka pengangguran terbuka per Agustus 2024 tercatat sebesar 4,78 persen,” katanya.

Endamg menjelaskan, presentase ini menggambarkan jika dari 100 orang angkatan kerja yang ada, lima di antaranya menganggur.

BPS mencatat jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah per Agustus 2024 tercatat mencapai 21,91 juta orang.

Sementara jumlah penduduk bekerja tercatat sebanyak 20,86 juta orang.

Dari jumlah tersebut, lanjut dia, tercatat ada 12,44 juta orang bekerja di sektor informal.

“Pekerja sektor informal naik dibanding tahun lalu yang mencapai 12,07 juta orang,” ujarnya.

Endang mengungkapkan daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi berada di Kabupaten Brebes yang mencapai 8,35 persen.

Ia menjelaskan tingkat pengangguran terbuka merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyerapan tenaga kerja oleh pasar kerja.

“Tingkat pengangguran terbuka juga menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja di suatu daerah,” katanya.

Bagikan: