DailyIndonesia.id, KUDUS – Nasi bukan sembarang nasi, tapi nasi jangkrik inovasi dari RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus ini punya tujuan mulai mengentaskan kasus kematian ibu dan bayi.
Pada Sabtu (28/9), Pj Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie meresmikan Nasi Jangkrik, yakni akronim dari Layanan Kolaboratif Pemeriksaan Ibu Hamil dan Janin Risiko Tinggi secara Komprehensif di RSUD dr. Loekmono Hadi.
Inovasi ini digagas oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis sebagai wujud komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kudus.
Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus melalui Wakil Direktur Umum dan Keuangan Edy Susanto mengatakan, saat ini angka kematian ibu dan bayi di RSUD dr. Loekmono Hadi masih terbilang tinggi.
Tercatat pada tahun 2023 ada sebanyak 7 kasus AKI dan 87 kasus AKB.
Ia mengungkapkan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi tingginya AKI dan AKB.
Seperti halnya kurang atau terlambatnya akses ke layanan kesehatan berkualitas, pendidikan yang rendah mengenai kesehatan reproduksi, dan keterlambatan dalam penanganan medis.
”Seperti yang diketahui RSUD dr. Loekmono Hadi merupakan rujukan bagi rumah sakit tipe D dan tipe C. Rata-rata kasus kematian yang terjadi karena pasien ibu hamil yang sampai sini rata-rata sudah dalam kondisi terminal,” ungkapnya.
Melalui Nasi Jangkrik, pihaknya melakukan sistem jemput bola ke puskesmas sebagai stakeholder pertama.
Dari situ RSUD dr. Loekmono Hadi membantu para ibu hamil mendapatkan layanan pemeriksaan yang komprehensif. Di mana mereka bisa berkonsultasi langsung kepada Sp. OG yang terjun ke lapangan.
”Harapannya Nasi Jangkrik ini nantinya akan mempercepat askesbilitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil khususnya. Jadi yang sebelumnya harus melalui sistem rujukan berjenjang untuk bisa mendapatkan layanan ke Sp. OG. Kini bisa langsung dirujuk ke RSUD dr. Loekmono Hadi,” jelasnya.
Melalui sistem ini, ibu hamil berisiko tinggi dapat mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif.
RSUD dr. Loekmono Hadi sendiri telah didukung sarana dan prasarana yang memadai. Seperti 8 kamar bedah bahkan juga ada kamar bedah isolasi, serta ICU dengan 20 tempat tidur yang dilengkapi ventilator terbaru.
”Dengan semakin dekat dan cepatnya aksesbilitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil risiko tinggi ini, juga diharapakan bisa meningkatkan kunjungan rawat jalan khususnya di poli obsgyn” katanya.
Pihaknya optimis usaha bersama, dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat untuk semua.
PJ Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengapresiasi inovasi layanan Nasi Jangkrik RSUD dr. Loekmono Hadi.
Menurutnya, koordinasi dan ketepatan waktu menjadi hal yang penting dalam pelayanan kesehatan. Sehingga harapannya melalui Nasi jangkrik ini angka AKI dan AKB di Kabupaten Kudus bisa turun.
”Baik puskesmas, klinik, dan RSUD harus bersinergi agar sigap terhadap pasien rujukan. Sehingga periode emas, yakni waktu-waktu kritis untuk segera ditangani, bisa dilalui dan meningkatkan kesembuhan pasien,” katanya.