DailyIndonesia.id, JEPARA – Sebuah sesi zoom meeting yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri menjadi sorotan bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jepara. Acara ini dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri, Tomsi Tohir, dan Direktur Statistik dan Harga, Puji Ismartini, serta tim mereka pada hari Senin (19/02/2024).

Di hadapan layar, beberapa tokoh penting dari Jepara turut ambil bagian, termasuk Penjabat (Pj) Bupati Jepara H. Edy Supriyanta, Asisten II Sekda Jepara Heri Yulianto, perwakilan dari Polres Jepara, serta perwakilan Kodim 0714/Jepara, dan berbagai instansi terkait lainnya.

Data historis menunjukkan bahwa pada bulan Februari selama enam tahun terakhir, terjadi kecenderungan inflasi. Pada periode 2018-2023, bulan Februari mayoritas mengalami inflasi, kecuali pada tahun 2019 dan 2022. Inflasi pada bulan Februari umumnya dipicu oleh inflasi pada komponen inti, dengan pengecualian pada tahun 2020 di mana komponen harga yang bergejolak menjadi penyumbang inflasi terbesar.

Analisis historis juga menunjukkan bahwa pada bulan Februari, beberapa komoditas harga yang bergejolak sering mengalami inflasi. Beras, bawang putih, cabai merah, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, dan daging ayam ras adalah beberapa komoditas yang secara konsisten menyumbang pada tingkat inflasi selama periode 2018-2023.

Pembicaraan juga mencatat bahwa dari 74,03 persen kabupaten/kota di Pulau Jawa yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), kenaikan tertinggi terjadi di Tasikmalaya dengan nilai IPH mencapai 5,13 persen. Faktor utama yang berkontribusi pada kenaikan IPH di 10 wilayah di Pulau Jawa adalah kenaikan harga beras, cabai merah, dan daging ayam ras.

H. Edy Supriyanta, selaku Penjabat Bupati Jepara, menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten telah melakukan tindakan preventif dengan mengontrol harga di berbagai pasar. Dia juga mengumumkan rencana untuk menggelar gerakan pasar murah menjelang perayaan Lebaran.

“Kami telah melakukan langkah-langkah awal dan stok barang sudah tersedia. Ketika situasi sudah kembali normal, kami akan mengadakan gerakan pasar murah lagi menjelang Lebaran,” ungkapnya, menandaskan komitmen pemerintah daerah untuk mengendalikan dampak inflasi bagi masyarakat. (ADV)

Bagikan: