
DailyIndonesia.id, PATI – Sejumlah kelompok masyarakat di Kabupaten Pati masih nekat menggunakan sound horeg dalam kegiatannya.
Padahal diketahui sound horeg sudah tegas dilarang di kabupaten itu.
Pelarangan ini mengacu pada Maklumat Kapolresta Pati yang dikeluarkan pada 23 Mei 2025 dan SE Bupati Pati Sudewo tanggal 25 Mei 2025.
Namun nyatanya pelarangan ini tidak serta merta diindahkan masyarakat.
Seperti halnya yang terjadi di acara kirab budaya Desa Bulumulyo, Kecamatan Batangan, pada Minggu, 1 Juni 2025.
Terdapat sejumlah sound horeg yang tetap bermain dan sempat keliling desa.
Dilansir dari laman resmi humas Polri, Tim gabungan yang terdiri dari 111 anggota Polri, TNI, dan Satpol PP Kabupaten Pati pun menghentikan acara tersebut.
Dipimpin Wakapolsek Batangan Ipda Eko Setiawan, tim yang datang pukul 10.30 WIB memberi himbauan tegas kepada Kepala Desa Bulumulyo.
Sementara dari lingkarTV, Kepala Desa Bulumulyo, Agus Sugiarto, membenarkan penghentian acara itu.
Meski begitu, ia mengaku sound horeg sempat keliling desa sebentar sebelum dihentikan.
“Meskipun dihentikan, tidak apa-apa. Wong sudah berjalan sebentar kan, tidak masalah,” ujar Agus.
Agus menambahkan, pihaknya bersama perangkat desa serta panitia karnaval sempat berunding dengan pihak Polsek Batangan.
Namun, karena harus mematuhi aturan yang berlaku, mereka akhirnya sepakat untuk menghentikan sound horeg.
Di hari yang sama, Desa Mantingan, Kecamatam Jaken juga melakukan acara yang melibatkan sound horeg.
Pihak kepolisian sempat bersitegang dengan warga yang kukuh ingin melanjutkan karnaval diiringi empat truk sound horeg.
Walhasil, terjadi kesepakatan sound horeg diizinkan untuk dimainkan. Namun hanya di lapangan desa.
Empat unit sound horeg – Nanda, Brewok, Aeromex, dan Riswanda – yang awalnya berada di titik start karnaval, digiring dalam keadaan mati ke lapangan sepak bola Desa Mantingan dengan pengawalan ketat.
Setelah sampai di lapangan, Sound Horeg tersebut dihidupkan kembali dan tetap berada di tempat, tidak bergerak.
Panitia dan pemerintah Desa Mantingan menyetujui pengaturan ini, melanjutkan “battle sound” di lapangan dengan dancer dan senam.