
DailyIndonesia.id, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus mengajukan klaim terhadap 282,66 hektare tanaman padi petani yang puso akibat banjir. Sawah petani yang gagal panen itu sebelumnya telah didaftarkan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
“Untuk total lahan tanaman padi yang puso di Kabupaten Kudus memang lebih banyak karena data sebelumnya mencapai 438,10 hektare. Akan tetapi yang ikut program asuransi hanya 282,66 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetiyo, Senin (10/2/2025).
Lahan 282,66 hektare tanaman padi yang puso itu, kata dia, tersebar di tiga kecamatan, yakni Kaliwungu, Undaan, dan Mejobo.
Sedangkan terluas dari Kaliwungu mencapai 149,33 hektare, selebihnya dari Kecamatan Undaan dan Mejobo.
Lahan tanaman padi yang didaftarkan mengikuti program AUTP sendiri mencapai 1.000 hektare.
Dari ratusan hektare lahan tanaman padi yang didaftarkan program AUTP, sebagian besar panen tahun 2024.
Sebagian lainnya diperkirakan panen tahun 2025 karena masa tanamnya pada November dan Desember 2024.
Sawah yang panen tahun 2024, kata dia, tanamnya di Februari, Maret, April, dan Mei 2024.
Lalu yang perkiraan panen tahun 2025 ada yang jatuh pada bulan Februari, Maret, dan April 2025 dengan luas areal lahan bervariasi.
Berdasarkan data terbaru, luas tanaman padi terdampak banjir per 8 Februari 2025 seluas 701,02 hektare. Tersebar di Kecamatan Undaan, Mejobo, Jati, dan Jekulo.
Dari lahan seluas itu, termasuk di dalamnya lahan tanaman padi yang puso.
“Tanaman padi yang puso biasanya tergenang hingga tidak terlihat daunnya berlangsung lama. Sedangkan, yang masih terlihat daunnya sehingga masih bisa terkena sinar matahari dan memungkinkan terjadi fotosintesis biasanya tahan dalam jangka lama,” ujarnya.
Pemutakhiran data sawah terdampak banjir, kata dia, akan terus dilakukan guna memastikan ada tidaknya tambahan tanaman padi yang puso.
Sumber: ANTARA