
DailyIndonesia.id, KUDUS – Tingkat kesembuhan hewan ternak di Kabupaten Kudus yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) cukup tinggi. Walaupun ada kasus kematian ternak.
“Kami mencatat dari 135 kasus PMK yang menjangkiti sapi maupun kerbau, sebanyak 125 ekor di antaranya dinyatakan sembuh, delapan ekor dipotong paksa, dan dua ekor sapi dinyatakan mati,” kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Arin Nikmah di Kudus, Senin (6/1).
Kematian dua ternak itu, kata dia, terjadi bulan November dan Desember 2024.
Sementara peningkatan kasus PMK, terjadi mulai bulan Oktober 2024 hingga akhir 2024.
Menurut Arin, peningkatan kasus ini terjadi karena pengaruh cuaca ekstrem dan arus lalu lintas ternak yang cukup tinggi.
Meski demikian nyatanya masih ada peternak yang belum mau melakukan vaksinasi PMK sehingga potensi penyebarannya masih ada.
“Namun, seiring adanya edukasi dan temuan kasus akhirnya para peternak mulai sadar sehingga ketika ditemukan gejala klinis melaporkan ke dinas untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Pihaknya akan terus melakukan vaksinasi. Untuk saat ini, dinas masih menunggu droping 200 dosis vaksin PMK dari pusat.
Pihaknya juga melakukan upaya pencegahan penyebaran PMK dengan pemberian obat-obatan kepada ternak dan menyiagakan dokter hewan.
“Upaya pencegahan yang kami lakukan, dengan melakukan pengobatan atas temuan kasus PMK dengan memberikan antibiotik dan vitamin untuk jaga imunitas supaya sembuh, serta gerakan vaksinasi lokasi ternak dengan populasi cukup tinggi,” ujarnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga menyiapkan program penyemprotan disinfektan di pasar hewan, baik sebelum pasaran maupun setelah pasaran.
Arin meminta para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan, seiring meningkatnya kasus PMK di Jateng.
Sumber: ANTARA JATENG