DailyIndonesia.id, KUDUS – Ketua DPRD Kabupaten Kudus H Masan menyoroti proyek pembangunan Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) di Jekulo hingga kini belum ada progres berarti.

Padahal pembangunan SIHT menghabiskan anggaran miliaran rupiah dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Masan khawatir proyek tersebut malah jadi mangkrak jika tidak segera dikerjakan.

Mengingat, DBHCHT milik Kudus terbilang sangat besar.

“Untuk DBHCHT pasti harus memanfaatkannya secara maksimal dan tentu harus direncanakan dengan baik. Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) ini juga sudah direncanakan selesai dalam dua tahun,” ungkapnya saat meninjau lokasi SIHT pada Selasa (13/8/2024).

Menurut Hasan pembangunan SIHT belum maksimal dan masih banyak kekurangan.

Ia pun berharap dalam pembahasan KUA PPAS 2025, pembangunan SIHT bisa diselesaikan. Meskipun seluruh fasilitas belum terbangun, minimal 50 persen dari target proyek harus terkejar.

“Target yang harus dikejar setidaknya seperti kantor, gudang, jalan, dan irigasi harus rampung pada 2025. Target kami, pada 2026 nanti ada mesin produksi dan seluruh gudang sudah terbangun, sehingga operasi SIHT bisa berjalan sepenuhnya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya alokasi anggaran yang fokus untuk penyelesaian proyek SIHT. Dengan begitu proyek ini tidak mangkrak dan malah menambah beban bagi pemerintah.

Tahun ini rencananya akan ada empat gudang yang dibangun. Seperti halnya pagar, jalan, dan gapura di bagian depan, sisanya akan dilanjutkan pada 2025.

Masan juga menyoroti lambatnya realisasi APBD 2024, meskipun telah disetujui sejak November tahun lalu.

“Ini sudah bulan Agustus, tetapi pelaksanaan kegiatan belum berjalan. Jika ada kendala harus segera dibahas bersama. Karena percuma, APBD disetujui tapi pelaksanaannya lambat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Disnaker Perinkop dan UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati, menjelaskan pembangunan SIHT pada 2024 melibatkan 12 paket pekerjaan.

Termasuk pembangunan empat gedung produksi seperti hanggar bea cukai, pintu gerbang, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

“Ditambah pagar keliling, sumur resapan, dan Ground Water Tank (GWT). Terkait hal itu, semua perencanaan sudah selesai. Bahkan saat ini proyek itu sedang dalam proses audit di inspektorat. Setelah itu, akan segera dilelang,” tuturnya.

Dengan adanya e-katalog dan lelang, pihaknya mengestimasi pengerjaan akan dimulai pada bulan Agustus 2024.

Tahun berikutnya, dia memperkirakan tambahan minimal enam gedung lagi untuk melengkapi SIHT.

“Dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp13 miliar untuk 2024 dan kemungkinan tambahan pada 2025, proyek ini diharapkan dapat diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan,” pungkasnya.

Bagikan: