DailyIndonesia.ID, JEPARA — Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dr. Hj. Hindun Anisah, menilai rangkaian bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatera sebagai cerminan krisis ekologi akibat menurunnya rasa nasionalisme.
Menurut Hindun, kerusakan hutan yang terjadi secara masif dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan masih kuatnya praktik eksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
“Data Walhi menunjukkan sekitar 100 hektare hutan hilang setiap hari. Hingga kini, diperkirakan lebih dari 1,2 juta hektare hutan telah mengalami deforestasi. Ini bukan sekadar persoalan lingkungan, tetapi juga persoalan nasionalisme,” ujar Hindun dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Jepara, Jawa Tengah, Senin (15/12/2025).
Ia menegaskan bahwa tindakan perusakan hutan mencerminkan rendahnya rasa cinta terhadap tanah air. Menurutnya, nasionalisme tidak hanya diwujudkan dalam simbol dan slogan, tetapi juga dalam komitmen menjaga kelestarian alam.
Hindun mengingatkan bahwa tragedi ekologi di Sumatera harus menjadi peringatan bagi daerah lain, termasuk Kabupaten Jepara yang memiliki ekosistem lengkap dan kawasan hutan lindung strategis.
“Jepara memiliki lanskap yang beragam, mulai dari lereng Gunung Muria, kawasan hutan lindung, wilayah pesisir, hingga Kepulauan Karimunjawa. Kekayaan ekologis ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan serupa,” katanya.
Ia juga menyinggung dampak aktivitas penambangan galian C yang sebelumnya memicu banjir bandang di beberapa wilayah Jepara. Menurutnya, eksploitasi tanpa pengawasan ketat berpotensi menimbulkan bencana ekologis di masa depan.
Sebagai anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi kehutanan dan lingkungan hidup, Hindun menegaskan komitmennya untuk mendorong penegakan hukum terhadap pelaku pembalakan hutan, termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan kebijakan.
“Kami di Komisi IV akan meminta pertanggungjawaban tidak hanya kepada pelaku pembalakan, tetapi juga kepada pengambil kebijakan yang memberi ruang perusakan hutan. Kerugian ekologis dan biaya pemulihan jauh lebih besar dibandingkan manfaat ekonomi yang diperoleh,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hindun juga mengajak masyarakat, khususnya generasi muda dan santri, untuk menanamkan kesadaran lingkungan sebagai bagian dari nilai kebangsaan.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Jepara, KH Fauzi Tamam, mengapresiasi kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dinilai relevan dengan tantangan kebangsaan saat ini.
“Hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air harus diwujudkan dalam sikap dan tindakan nyata, termasuk menjaga lingkungan hidup,” ujar KH Fauzi.





