
DailyIndonesia.id – Sebanyak 106 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau unit dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) telah ditutup oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Ratusan dapur ini ditutup akibat tidak sesuai standar operasional (SOP) yang ditetapkan.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkapkan upaya penutupan dapur MBG diambil sebagai tindak lanjut dari peristiwa keracunan massal makanan MBG berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah daerah.
“Sekarang itu ada 106 yang dihentikan operasionalnya, baru 12 yang kami rilis,” ungkap Dadan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/10/2025), dilansir dari SindoNews.
Ia menjelaskan pihaknya sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam memperbarui data keracunan MBG.
Data itu, kata Dadan, dapat dipantau langsung melalui laman resmi BGN.
Di lain kesempatan, Presiden Prabowo Subianto mengakui pelaksanaan MBG tidak sempurna. Terutama tentang keracunan yang sering terjadi.
“Memang program ini tidak sempurna dalam pelaksanaan sampai sekarang ada beberapa ribu anak yang sakit perut keracunan makan,” kata Prabowo, dilansir dari CNBC Indonesia pada Selasa (21/10/2025).
Namun ia menyesalkan pihak-pihak yang membesar-besarkan kasus keracunan MBG hingga memaksanya dihentikan.
“Yang dibesarkan adalah keracunan seolah-olah program ini harus dihentikan,” kata Prabowo.
Ia menjelaskan, kasus keracunan hanya mencapai 0,0008 persen dari total penerima. Atau jika di angka, sebanyak 8 ribu penerima MBG yang keracunan dari 1,4 miliar porsi makan yang dibagikan.
“Artinya program ini 99,99% berhasil,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan keinginannya agar MBG berjalan tanpa kesalahan.
“Kita mau zero error kita mau zero defect walaupun sangat sulit tapi kita harus,” katanya.