DailyIndonesia.id – Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru dilantik, Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi sorotan publik dan viral setelah menyebut bahwa tuntutan “17+8” merupakan suara sebagian kecil rakyat.

Ucapannya muncul ketika dia baru resmi menjabat dan langsung ditanggapi beragam reaksi di media sosial maupun pemberitaan nasional.

Dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan pada 8 September 2025, Purbaya mengaku belum mendalami detail tuntutan 17+8. Namun, ia menyampaikan hal itu hanya suara sebagian kecil rakyat.

“Tapi basicly begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita,” jelas Purbaya dikutip dari Kanal YouTube KOMPAS TV yang tayang pada Senin (08/09/2025).

Pandangan itu dinilai mengabaikan luasnya keresahan masyarakat terhadap persoalan ekonomi dan sosial yang memicu tuntutan tersebut.

Banyak yang menyayangkan kesan terburu-buru dalam menilai gerakan ini sebagai suara minoritas.

Melansir dari detiknews, Purbaya memberikan klarifikasi atas ucapannya kemarin. Ia menjelaskan bahwa yang ia maksud bukan “sebagian kecil rakyat”, melainkan bahwa ketika ekonomi menurun, dominasi rasa kesulitan itu bisa mencuat ke permukaan.

“Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan,” kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (09/09/2025).

Purbaya menyatakan permintaan maaf atas ucapannya yang menimbulkan salah tafsir dan viral.

“Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkeu Purbaya menekankan pemerintah akan fokus memulihkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Ia optimistis bahwa jika pertumbuhan ekonomi bisa digenjot hingga 6–7%, maka keresahan seperti tuntutan 17+8 akan mereda karena masyarakat akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo.

Purbaya mengaku kaget pernyataannya menjadi viral, namun melihatnya sebagai bagian dari proses edukasi publik. Ia menegaskan akan mengambil pelajaran dari insiden ini dan berusaha lebih hati-hati dalam berkomunikasi ke depan.

“Kaget juga. Tapi kan ini proses edukasi ke publik. Ya nggak apa-apa. Saya juga sama. Kalau saya salah, saya perbaiki. Tapi yang jelas maksud saya seperti itu. Bukan bilang, ‘oh biar aja atau itu yang susah aja’. Nggak,” ujarnya.

Ahmat Saiful

Bagikan: