
DailyIndonesia.id – Dari total lima ribuan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia, seribuan di antaranya tercatat terjadi di Jawa Tengah. Meski demikian, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan tidak bisa menghentikan program ini begitu saja.
Media Indonesia, Minggu (28/9), merilis, jumlah korban keracunan MBG di Jawa Tengah tercatat mencapai 1.017 orang. Yakni di Kebumen 157 orang, Banyumas 100 orang, Rembang 187 orang, Sragen 365 orang, Karanganyar 9 orang, Sukoharjo 40 orang, Batang 28 orang dan Wonogiri 131 orang.
Ahmad Luthfi pun memberikan tanggapannya terkait maraknya kasus keracunan ini usai membuka Pameran Produk Inovasi Jawa Tengah Tahun 2025 di Stadion Kridosono Blora, Jumat (26/9/2025).
“Kasus keracunan MBG menjadi pelajaran bagi kita dan ajang menjadi bagian evaluasi atas pelaksanaan program ini,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyatakan Satuan Tugas (Satgas) MBG yang akan menyelidiki kasus ini. Termasuk menelisik jika ada unsur kesengajaan.
“Nanti satgas akan melakukan evaluasi program MBG itu dan kepolisian melakukan penelitian apakah ada unsur kesengajaan atau tidak,” tambahnya.
Namun kemudian, Luthfi juga menyinggung faktor dari masyarakat itu sendiri yang mungkin kurang menjaga kebersihan.
“Tapi prinsip, kadang-kadang masyarakat kita kan ‘nyuwun sewu‘ ada telat atau mungkin kurang higienis atau dan lain sebagainya. Satgas nanti tugasnya akan evaluasi,” ujarnya, dikutip dari detikjateng.
Satgas MBG Pusat Bermarkas di Jateng
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Luthfi juga mengungkapkan Satuan Tugas (Satgas) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Pusat akan berkantor di Jateng.
Ia menerangkan saat ini sudah ada hampir dua ribu dapur SPPG di Jawa Tengah dan masih akan melakukan percepatan pembangunan.
“MBG di Jawa Tengah sudah berjalan dengan 1.855 dapur SPPG. Kami lakukan akselerasi, dan satgas pusat akan berkantor di wilayah Jateng,” katanya.
MBG Tak Bisa Dihentikan
Ahmad Luthfi juga menegaskan tidak bisa menghentikan program andalan Presiden Prabowo tersebut.
“Kita tidak akan hentikan program MBG itu, karena selain kewenangan pusat pusat, MBG juga memiliki dampak positif bagi perekonomian sekaligus pendidikan generasi muda,” tegasnya.
Menurutnya, MBG memiliki efek multiplier untuk menggerakkan ekonomi dengan memberdayakan sumber daya lokal.