DailyIndonesia.id, KUDUS – Menyusul tingginya curah hujan, Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 2025 mendatang.
Bencana-bencana yang patut diantisipasi di antaranya angin kencang, banjir, tanah longsor, dan bencana geologi.
“Status siaga darurat bencana angin kencang, banjir, tanah longsor, dan bencana geologi tersebut, ditetapkan mulai 5 November sampai dengan 31 Maret 2024,” kata Kepala Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Mundir, Kamis (21/11/2024).
Ia mengungkapkan penetapan status siaga darurat bencana tersebut berdasarkan Keputusan Pj Bupati Kudus M. Hasan Chabibie nomor 300.2.1/353/2024 tanggal 4 November 2024.
Berdasarkan keputusan tersebut, selanjutnya pihaknya mempersiapkan anggaran untuk menangani bencana yang berpotensi terjadi.
Demikian pula, pemerintah desa juga bisa menganggarkan untuk penanganan bencana alam.
Sementara BPBD Kudus, melakukan upaya untuk mengurangi dampak yang lebih luas dari ancaman bencana dengan mempersiapkan infrastruktur.
Termasuk menyiapkan dan menyiagakan semua sumber daya dalam penanganan keadaan darurat bencana.
“Kami juga akan melakukan upaya mengurangi dampak yang lebih luas dari ancaman bencana dengan mempersiapkan infrastruktur dan logistik yang dimiliki,” ujarnya.
BPBD Kudus juga menyiapkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana.
Upaya lainnya, yakni melalui pemantauan potensi bencana hidrometeorologi dan geologi serta berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat.
Pihaknya telah menyiapkan sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana.
Di antaranya sejumlah peralatan pendukung, mulai dari perahu karet, tenda darurat, mobil dapur umum, alat pemotong kayu, tali, hingga peralatan penunjang lainnya.
Mundir pun meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan saat musim hujan “terutama di daerah rawan bencana banjir maupun tanah longsor, serta angin kencang,” ujarnya.
BPBD Kudus mencatat ada 50 desa yang rawan bencana.
Desa rawan bencana banjir tercatat ada 34 desa yang tersebar di Kecamatan Mejobo, Kaliwungu, Jekulo, Jati, Undaan, dan beberapa desa di Kecamatan Bae.
Sedangkan bencana longsor ada 16 desa tersebar di Kecamatan Dawe dan Gebog.
Terkait permasalahan banjir ini, Pemkab Kudus memastikan kolam retensi yang berada di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati siap beroperasi pada akhir 2024.
“Kolam retensi tersebut juga bisa menampung volume air yang cukup besar. Sedangkan lima unit pompa air yang tersedia juga berskala besar sudah siap. Hanya menunggu jaringan listrik agar bisa dioperasikan,” ungkap Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie saat meninjau pembangunan Kolam Retensi di Desa Jati Wetan, Minggu (24/11/2024).