DailyIndonesia.id – Bawaslu Jateng merilis peta kerawanan Pilkada 2024 tidak lagi menggunakan sistem skor untuk menilai kerawanan.
Peluncuran ini berlangsung pada Rabu (24 Juli 2024) di Hotel Sanrika Premiere Semarang.
Berbeda dari yang sebelumnya, peta kerawanan Pilkada 2024 tidak menggunakan sistem skor untuk mengukur potensi kerawanan.
Melainkan fokus pada pemetaan jenis kerawanan yang mungkin terjadi selama berbagai tahap Pilkada 2024.
Melansir dari Tempo.co, Anggota Bawaslu Jateng, Nur Kholiq, menjelaskan dalam sambutannya bahwa peta kerawanan Pilkada 2024 merupakan pembaruan signifikan dari indeks kerawanan pemilu atau pilkada yang ada sebelumnya.
Kerawanan dalam peta kini menggunakan kategori dalam tiga level: rendah, sedang, dan tinggi.
Pihaknya mengaku lendekatan ini memberikan gambaran lebih jelas tentang potensi masalah di setiap tahap Pilkada.
Dengan begitu upaya pencegahan bisa lebih tepat sasaran.
Nur Kholiq menjelaskan penyusunan peta kerawanan ini melibatkan 35 Bawaslu Kabupaten/Kota dan memanfaatkan data dari Pemilu 2024 lalu.
Tercatat, kerawanan paling tinggi adalah Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Data dari Pemilu 2024 menunjukkan adanya sekitar 30 PSU di Jawa Tengah, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya profesionalisme dari penyelenggara pemilu.
“Kami ingatkan kepada teman-teman pengawas untuk selalu menjaga integritas. Kita meminimalisir terjadinya PSU di Pilkada nanti,” ujar Kholiq.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah, Haerudin, yang hadir mewakili Penjabat Gubernur Jawa Tengah, menambahkan pentingnya pengawasan di media sosial selama tahapan Pilkada.
Menurutnya, isu-isu kecil yang muncul di media sosial maupun di dunia nyata harus ditindaklanjuti dengan serius.
“Kita harus menanggapi setiap percikan isu, sekecil apapun, dengan serius agar Pilkada mendatang dapat berlangsung dengan damai dan lancar,” ujar Haerudin.