DailyIndonesia.id, PATI – Kabupaten Pati mulai bersiap menangani dampak bencana kekeringan akibat kemarau tahun ini.
Pemkab pun menyiapkan anggaran Rp500 juta untuk antisipasi bencana kekeringan.
Pasalnya, fenomena El Nino pada tahun lalu membuat 94 desa di 10 kecamatan di Pati merasakan kekeringan.
Bahkan Desa Donorejo, Kecamatan Tayu yang masih memiliki vegetasi cukup banyak tak luput dari kekeringan.
Untuk antisipasi dampak musim kemarau, desa setempat juga sudah membuat sumur dalam serta menyiapkan bak penampungan di sejumlah titik.
Namun hingga saat ini wilayah Kabupaten Pati masih sering terguyur hujan.
“Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau mulai bulan Mei 2024 dan puncaknya pada bulan Juli 2024. Namun, karena fenomena El Nino tidak terjadi, meskipun kemarau masih sering turun hujan sehingga cuacanya termasuk kemarau basah,” kata Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetyo di Pati. Dilansir ANTARA Rabu (3/7/2024).
Meski begitu, Budi menyebut sudah ada satu desa yang mengajukan bantuan air bersih. Yakni Desa Tambahagung di Kecamatam Tambakromo.
BPBD Pati pun sampai saat ini sudah menerjunkan 10 truk tangki berkapasitas 5.000 liter air bersih.
Ia menyebut berbagai pihak turut membantu dalam mengatasi bencana kekeringan.
“Tentunya pihak lain juga ikut peduli, seperti PMI serta para relawan karena di Pati juga ada relawan yang peduli terhadap warga yang terdampak kekeringan,” ujarnya.
Di lain sisi, Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro memastikan Kabupaten Pati lebih siap menghadapi musim kemarau.
Ia mengaku dukungan anggaran sudah cukup dan persiapan sudah matang. Di samping itu fenomena kemarau yang tidak sekering tahun sebelumnya tidak menimbulkan dampak kekeringan yang signifikan.
“Untuk saat ini pasokan air terbesar yang berada di Kabupaten Pati terdapat pada Waduk Gembong dengan volume air 90 persen,” ujarnya.
Ia berharap kemarau tahun ini tidak separah tahun kemarin yang menyebabkan air Waduk Gembong habis.
Selain itu, kata Henggar, juga terdapat Waduk Gunung Rowo dengan volume air 60 persen sebagai cadangan air di daerah utara.