DailyIndonesia.id, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara telah mencapai kesuksesan dalam mengurangi jumlah anak yang mengalami stunting di wilayah tersebut. Namun, upaya untuk memitigasi dan menekan angka stunting terus dilakukan dengan serius.
Salah satu langkah yang diambil adalah memperluas cakupan layanan prioritas penanganan stunting ke 70 desa/kelurahan. Jumlah ini meningkat dari alokasi sebelumnya yang mencakup 60 desa/kelurahan.
Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, menyampaikan hal ini dalam kegiatan Rembuk Stunting pada Kamis (14/3/2024) di Gedung Ratu Shima, Jepara. Hadir dalam acara tersebut, antara lain Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Pratikno, perwakilan Polres dan Kodim 0719/Jepara, serta beberapa kepala perangkat daerah.
Edy Sujatmiko, yang juga menjabat sebagai Sekda Jepara, menjelaskan bahwa dari layanan prioritas yang telah diberikan di 60 desa/kelurahan, terdapat 9 desa/kelurahan yang hampir tidak mengalami penambahan anak balita stunting. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan total kasus stunting di Jepara.
“Jumlah kasus stunting telah turun dari 7.227 pada tahun 2022 menjadi 4.175 anak pada akhir tahun 2023,” jelas Edy Sujatmiko, merujuk pada data aplikasi e-PPGBM.
Edy menekankan bahwa keberhasilan Jepara dalam menurunkan prevalensi stunting merupakan hasil dari kerja keras bersama di tingkat desa. Mulai dari kepala desa, RT, RW, PKK, kader kesehatan, hingga pengelolaan dana desa.
Dalam upaya memperkuat sinergi, Edy mengajak untuk meningkatkan komitmen pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media. Dia juga mendorong Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan untuk melibatkan Tim Pembangunan Keluarga (TPK), Kader Pembangunan Manusia (KPM), dan Kader Posyandu untuk meningkatkan kegiatan posyandu sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dini stunting.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jepara, Hasanuddin Hermawan, menyatakan bahwa Rembuk Stunting diadakan secara hibrida, baik secara fisik di Gedung Ratu Shima Jepara maupun daring, dengan total 250 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Peserta yang mengikuti secara daring termasuk petinggi dan lurah dari seluruh Kabupaten Jepara. (adv)